Mensubmit PhD Thesis

Konon ada yang bilang mensubmit PhD thesis itu ibaratkan seorang ibu hamil yang hendak melahirkan. Gak kuat untuk melanjutkan proses persalinan karena saking sakitnya saat mengejan walaupun sudah cukup bilangan bulannya. Namun ingatlah bahwa selalu saja ada seorang bidan yang mendampingi dan berkata “sedikit lagi, teruskan, sedikit lagi, teruskan” tanpa henti hentinya. Semoga ibu bidan ada disamping kalian yang berwujud suami, istri, anak, orang tua, sudara, kawan, sanak dan handai taulan atau orang tercinta yang selalu mendorong kalian dan yang terpenting jangan lekang untuk berdoa kepada Allah SWT sang maha kuasa.

 


 

Penulisan PhD Thesis: Lancar Kaji karena diulang, Pasal jalan karena dilalui

Suatu hal yang membuat kita selalu belajar adalah dengan selalu berinteraksi dengan sekitarnya. Cukup beruntung juga karena saya bukan tipe orang yang memilah dan memilih kawan. Saya berkawan dengan banyak orang baik di dunia nyata dan dunia internet.

Di research cluster, saya pun tidak pernah membatasi diri untuk bakal berkawan dengan siapa. Saya selalu ceria berdiskusi dengan kawan kawan lokal, Irish. Pun begitu dengan kawan kawan lain baik dari Nigeria, Prancis, Yunani, Norwegia maupun Spanyol dan tentu saja dengan orang Cina yang begitu banyak di Queen’s Belfast ini. Kawan dari berbagi Negara di lingkungan masjid tak terhitung banyanya, timur tengah, Asia terlebih lagi saudara se kawasan dari Indonesia dan juga pelajar Malaysia yang mendominasi wajah yang berasal dari gugusan nusantara itu.

Perkawanan kami tak terbatas dalam hal tertentu saja. Saya terbuka dengan segala hal. Baik itu aktifas kampus maupun di luar akademik. Hampir setiap sekali se pekan saya menyempatkan diri untuk berfutsal dengan kawan kawan. Dari sinilah saya merasakan bagaimana rasanya bermain bola saat jam 9 malam di waktu winter maupun di waktu summer. Sebuah kenangan yang menjadi simpanan saya untuk saya kenang di masa tua nantinya, jika umur panjang.

Obrolan dengan kawan di riset cluster saat berada di kampus tentunya didominasi hal hal terkait riset. Riset dan bagian bagiannya, seperti melakukan percobaan, pengukuran, pengambila data, menulis paper serta yang paling utama adalah penulisan PhD thesis. Kenapa thesis ini saya anggap paling utama, karena inilah salah satu syarat yang mutlak yang harus anda hasilkan agar anda punya kualifikasi untuk melaksanakan sidang viva, sidang doctor atau PhD.

Beragam coraknya kelakuan student yang sedang menulis ini. Ada yang merasakan kepayahan dan tak sedikit pula yang mengatakan bahwa menulis itu tak sulit sulit amat. Pembimbing saya adalah orang lokal dan tentunya ia penutur asli Bahasa inggris. Namun darinya saya belajar bahwa menulis butuh waktu. Lain waktu saya ketemu dengan orang Indonesia dan Nigeria, tak ada sedikitpun tanda tanda mereka kesulitan saaat proses penulisan ini, dalam hati saya katakana mungkin mereka sudah memiliki kemampuan mereka sebelum datang ke Queen’s ini walaupun mereka bukanlah penutur asli Bahasa inggris. Bagi saya, saat tulisan saya dikoreksi oleh pembimbing maka itu adalah momen yang sangat berarti untuk diambil pelajaran darinya. Dari umpan balik dan koreksi itulah saya tahu bagaimana cara membuat tulisan yang baik.

Tak ada kiat khusus agaknya untuk menjadi penulis akademik yang handal ini. Karena penulisan ini adalah sebuah skil, keahlian. Konon sebuah keahlian akan dapat kita kuasai jika kita sering sering berlatih. Layaknya pesilat, jika mereka sering berlatih di gelanggang dengan para pendekar lain maka dapatlah ia disebut sebagai ahli silat menunjukan ia ahli akan keahlian silatnya itu. Namun selain sering dilatih latih dan diulang ulang, dalam penulisan akademik menurut saya yang terpenting adalah mendapatkan terlebih dahulu sebuah hasil dari sebuah penelitian. Jika keinginan menulis ada padahal saat bersamaan tidak ada hasil atau topic yang hendak ditulis lalu akan menulis apa.

Yang saya rasakan kemungkinan sulitnya seseorang saat menulis adalah bahwa yang bersangkutan belum mencobanya berkali kali, lagi dan lagi, ulang dan ulang. Ingatlah ada pepatah: lancar kaji karena diulang ulang, pasalnya jalan karena ditempuhi. Atau kesulitan lainya disebabkan oeh yang bersangkutan belum memiliki bahan atau hasil yang memadai dari sebuah riset yang layak untuk dijadikan sebuah tulisan. Jika dua hal ini dipenuhi, agaknya proses penyelesaian sebuah tulisan sebuah karya ilmiah semisal PhD thesis tentu akhirnya akan mencapai titik akhirnya jua, percayalah, insyaallah.

Beberapa bab draft thesis saya pertama kali saya masukan ke pembimbing adalah pada bulan April 2015 lalu. Saya memerlukan waktu 1 bulan untuk menulis dua buah bab waktu itu. Tahukan anda setelah dua bab itu saya masukan ke pembimbing, yang saya dapati adalah tulisan saya mendapatkan banyak umpan balik yang seolah olah jika semuanya itu saya akomodir seolah olah saya seperti menulis bab yang sama namun dimulai dari awal lagi. Begitulah proses belajar semua membutuhkan waktu dan kesabaran.

Banyak orang yang ingin tergesa gesa menghasilkan sebuah tulisan, memang tulisan dibuat dengan kondisi ini akan selesai jua nantinya namun mungkin tidaklah semantap sebuah tulisan yang dibuat dengan proses secara layak dan patut di sebuah lingkungan akademik. Semua memiliki waktunya, bahkan untuk dituaipun, maka serumpun padi hendaklah ditanami dan dipelihara terlebih dahulu lalu setelah bernas dan menguning barulah mereka bisa dituai oleh yang empunya.

Bayi bayi dari seorang ibu lazimnya dilahirkan ke dunia yang fana ini setelah berada dalam Rahim si ibu selama 9 bulan. Tahukah anda bahwa anda dan pasangan anda tidak dapat menghasilkan seorang bayi dalam 1 bulan walaupun dikandung oleh 9 ibu bergotong royong. Itulah waktu normal sebuah kejadian. Jika menurut kebanyakan orang waktu normal menulis menghabiskan masa dari 6 bulan sampai 12 bulan maka jika anda berada dalam rentang itu maka tidak perlu kecewa dan bahkan jika berlebihpun jangan jua kecewa, pasti ada hikmah dibalik itu semua.

Buat rekan rekan yang sedang berjuang, selalu semangat. Kita tinggal selangkah lagi, insyaallah.

 

 

Berbagai Tawaran Kebaikan saat Menempuh Studi

Saya berada di tanah air sejak 28 Agustus-25 Oktober 2015. Kepulangan adalah untuk mengantar anak anak kembali ke tanah air sembari saya ingin bersilaturrahim dan merangkai ukhuwwah dengan sanak family di sana. Sengaja pulang ke tanah air dikarenakan studi saya menjelang akhir. Lalu pulang pada bulan tersebut lebih memudahkan anak anak untuk beradaptasi dengan sekolah baru karena Agustus tersebut masih terhitung awal tahun ajaran di tanah air.

Ternyata tidak semua rencana kita berjalan sesuai dengan keinginan. Tadinya saya berharap bisa memantau sekolah anak anak selama dua bulan tersebut namun sayangnya karena terjadinya asap tebal yang disebabkan terbakarnya lahan gambut di seantero Riau menyebabkan proses belajar baik di sekolah maupun di perguruan tinggi harus diliburkan.

Lanyon Building, Queen's University Belfast yang selalu saya lewati pulang balik dari akomodasi ke Labor Enegry Power and Intelligent Control

Lanyon Building, Queen’s University Belfast yang selalu saya lewati pulang balik dari akomodasi ke Labor Enegry Power and Intelligent Control

Kemarin dapat kabar gembira dari Ibunya anak anak bahwa sekarang anak anak sudah mulai beradaptasi dengan sekolah baru. Gambar gambar di sekolah selalu dikirimkan oleh guru untuk menunjukan bahwa anak anak saya sudah mulai bisa melibatkan diri dengan sekolah dan lingkungannya.

Saya kembali ke Belfast untuk membawa sebuah misi menyelesaikan penulisan thesis PhD saya. Tentu tidak mudah karena penulisannya harus menggunakan bahasa inggris yang baik namun saya yakin bahwa semua itu bisa dilatih dan tetap berusaha semaksimal mungkin. Sejak habisnya beasiswa saya yang diberikan oleh BSLN DIKTI selama 3 tahun praktis saya harus menanggulangi semua kebutuhan studi ini sendiri dikarenakan dua kali permohonan perpanjang saya ditolak oleh DIKTI. Tidak ada alasan penolakan sama sekali kecuali sebuah kalimat singkat yang saya terima bahwa saya tidak eligible untuk mendapatkan perpanjangan. Jawaban ini saya terima setelah berusaha untuk mencari tanya melalui email pengelola BSLN DIKTI ini. Bagi Saya, kondisi ini adalah adalah jalan mendaki yang saya harus selesaikan tanpa harus mengeluh kepada siapapun kecuali untuk mengadukannya kepadaNya.

Saya bersyukur kepada pemilik arasy bahwa saya masih diberikan jalan untuk menyelesaikan tantangan pembiyaan ini walaupun jalan itu terkadang bagi orang lain akan terasa sulit namun jika dikerjakan penyelesaiannya dengan lapang hati selalu saja ada kemudahan yang terselip. Tentu ini tak lepas dari doa doa yang diselipkan oleh keluarga besar yang saat ini menunggu di tanah air, anak, istri dan para orang orang tua saya yang masih hidup. Akanhalnya kepada pengelola BSLN DIKTI, saya memiliki nasehat mulia yang ingin saya sampaikan kepada mereka jika kesempatan baik itu nantinya telah tersedia. Semoga saya diberikan kemudahan untuk menyelesaikan tugas negara ini dan diberikan panjang umur dan kesempatan untuk berbagi nasehat kepada pengelola BSLN DIKTI tersebut.

Ternyata bantuan dan jawaban dari tantangan tersebut tak berhenti di situ. Ada saja kenalan yang bertanya kabar saya dan apakah saya kesulitan untuk pembiayaan ini. Apakah uang harian bulan ke bulan selama di Belfast masih cukup. Itulah yang ditanyakan oleh kawan kawan baik berinteraksi dari media social ataupun media lainnya. Hal seperti ini sudah sering saya alami. Saat beasiswa terlambat ada saja organisasi yang di UK ini yang menanyakan ke saya apakah saya butuh dana talangan menjelang beasiswa cair. Semua bantuan dan tawaran kebaikan itu selalu membuat air mata saya mengucur deras tak terbendung. Terkadang saya masih membaca ulang dikarenakan saya menikmati setiap perhatian rekan rekan tersebut. Lalu, masih saja ada orang atau organisasi yang masih peka akan tantangan yang sedang dialami oleh orang lain.

Saya yakin niat baik tersebut telah dicatat oleh Allah SWT sebagai kebaikan sebagaimana janjinya walaupun sampai saat ini saya mengatakan silahkan bantu orang lain dulu yang jauh lebih beratnya tantangannya daripada saya.

Akanhalnya diri saya ini, saya yakin bahwa Allah SWT telah menuliskan semua yang akan saya lalui jauh sebelum saya tercampak di pulau Irlandia ini. Dari Dialah saya berasal dan kepadaNyalah saya akan kembali jua tentu sebelum saya kembali kepadaNya segala usaha dan doa akan saya lakukan sebagai bentuk ikhtiar dan tawakkal saya kepadaNya.

Semoga dimudahkan. Aamiin Allahumma Aamiin

Belfast@08/11/2015

Oleh oleh dari Powertech 2015

Ini oleh oleh dari powertech 2015 di Eindhoven, Belanda. Conference ini dihadiri oleh lebih dari 700 attendees. Saya membawakan 2 paper saya di sini untuk poster presentasi dan oral presentasi. Untuk cerita conference saya tulis jika sudah punya waktu luang. Sementara photo photo ini dulu saja.

image

Poster presentation 30th June 2015 (photo by Dr. Marwan Rosyadi, Kitami Institute of Technology, Japan).

image

Oral presentation 1st July 2015 (Photo by Ricky Faizal, PT. PLN Riau).

image

Conference kits.

image

Eindhoven Train station.

image

Narsis dulu dengan latar belakang TU/e.

Publikasi Teratas di bidang Power Engineering dan Sustainable Enegry???

Saya mengikuti diskusi teman teman di sebuah milist yang ternyata ada saja rekan dosen maupun peneliti yang pernah tertipu karena mereka salah menghadiri konferen. Salah dikarenakan panitianya tidak benar benar bertujuan untuk mengadakan konferensi tersebut sebagai wahana pertukaran ilmu melainkan untuk mendapatkan keuntungan dari peserta melalui biaya pendaftaran dan publikasinya.

Tentu agak merasa aneh jika seseorang telah bergelut di bidang yang ia teliti namun tidak “sadar” publikasi apa apa saja yang menjadi publisher teratas di bidangnya. Banyak fasilitas yang bisa kita gunakan untuk menentukan publikasi apa saja yang top di bidang kita, semisal dengan berinteraksi dengan orang se bidang, diskusi dengan supervisor, melihat referensi sebuah artikel dari mana saja mereka mengambil bahannya, dsb.

Jalan pintas sebenarnya bisa juga digunakan semisal dengan menggunakan bantuan google scholar berikut. Di bawah ini adalah beberapa publikasi top sedang saya geluti di bidang Power Engineering dan Sustainable Energy. Ternyata apa yang ditampilkan oleh google tidak jauh jauh sekali dari bayangan saya waktu S1 dulu, bahwa memang publikasi yang tertera di bawah ini lah yang termasuk top di bidang tersebut.

Selamat menggunakan fasilitas google.scholar.com.

Top publications – Power Engineering Learn more

Publication    h5-index    h5-median

1.    IEEE Transactions on Power Electronics                   78    100

2.    IEEE Transactions on Power Systems                       73    104

3.    IEEE Transactions on Smart Grid                              54    88

4.    IEEE Transactions on Energy Conversion                 54    72

5.    IEEE Power and Energy Society General Meeting     53    77

6.    IEEE Transactions on Power Delivery                        52    70

7.    Electric Power Systems Research                                                47    63

8.    International Journal of Electrical Power & Energy Systems         41    53

9.    IEEE Energy Conversion Congress and Exposition (ECCE)         40    53

10.    IEEE Applied Power Electronics Conference and Exposition      38    61

11.    IET Renewable Power Generation                            35    60

12.    IEEE Transactions on Sustainable Energy                34    54

13.    IET Generation, Transmission & Distribution            34    50

14.    IEEE Conference of Industrial Electronics                27    39

15.    IEEE Vehicle Power and Propulsion Conference     26    37

16.    IET Power Electronics                                                                 26    33

17.    IEEE PES Power Systems Conference and Exposition               25    38

18.    European Conference on Power Electronics and Applications    24    31

19.    IEEE Bucharest PowerTech                                                        23    31

20.    IEEE PES Innovative Smart Grid Technologies (ISGT)               22    38

Top publications – Sustainable Energy Learn more

Publication    h5-index    h5-median

1.    Renewable and Sustainable Energy Reviews            108    161

2.    Journal of Power Sources                                          100    130

3.    Applied Energy                                                             83    111

4.    International Journal of Hydrogen Energy                      75    99

5.    Renewable Energy                                                         72    89

6.    Energy                                                                            70    97

7.    Biomass and Bioenergy                                                  64    88

8.    Energy Conversion and Management                             59    93

9.    Solar Energy                                                                   56    72

10.    Energy and Buildings                                                           54    86

11.    Progress in Photovoltaics: Research and Applications        45    67

12.    Journal of Nuclear Materials                                                40    48

13.    Biofuels, Bioproducts and Biorefining           39    61

14.    Global Change Biology Bioenergy                36    50

15.    IET Renewable Power Generation                35    60

16.    Wind Energy                                                  35    54

17.    IEEE Transactions on Sustainable Energy    34    54

18.    Fuel Cells                                                       31    41

19.    International Journal of Energy Research      30    46

20.    Energies                                                         29    56

Asuransi Perjalan Gratis untuk Menghadiri Konferensi

Insyaallah, jika tidak ada aral melintang pada tanggal 29 June – 3 July ini saya akan menghadiri conference international Powertech 2015 di Eindhoven, Belanda. Rincian conference bisa dilihat di sini. Saya akan membawakan 2 paper hasil penelitian saya yang saya lakukan sejak Oktober 2014 lalu. Jika dihitung sejak memulai pengerjaanya ternyata saya sudah menghabiskan hampir 8 bulan, sebuah waktu yang panjang tentunya.

Namun begitulah, semuanya harus berproses. Ingatlah bahwa pak Habibie pun membutuhkan waktu dan team yang banyak untuk membuat sang garuda membahana di dirgantara nusantara. Sedangkan di lain waktu, Margaret pun pernah berpose di samping tumpukan senarai program komputer yang ia buat bersama rekannya untuk membuat Apollo mendara di bulan sana, tinggi senarai yang sudah dijilid tersebut hampir sama dengan tinggi badan sang wanita berotak cerdas tersebut. Tentu saya tidak akan membandingkan kerjaan saya ini dengan dua orang hebat dan dengan team hebat tersebut, namun saya ingin mengatakan bahwa untuk membuahkan hasil diperlukan kerja keras, belajar keras serta kemauan keras dan ditambah dengan doa yang keras pula.

Di UK ini semuanya seolah olah diantisipasi, salah satunya adalah, mereka mensyaratkan agar setiap staff ataupun student yang akan berjalan ke luar UK untuk memilik asuransi perjalanan. Perjalanan penerbangan memiliki dua kemunginan, terbang sukses atau terjadi hal hal yang tak diinginkan seperti: cuaca buruk, kecelakaan dsb. Dengan asuransi inilah mereka mencoba mengantispasi jika hal yang tak diinginkan tersebut terjadi maka mereka sudah mempersiapkan asuransinya. Jika karena satu dan lain hal penerbangan ditunda maka dengan adanya asuransi tiket bisa diganti tanpa harus membayar tiket yang baru lagi. Tentunya mereka tak berharap asuransi ini sebagai penganti nyawa jika terjadi kecelakaan bukan?

Sebenarnya saya malas mengurus hal yang beginian dengan anggapan bahwa itu akan menambah pengeluaran, namun dari balasan email yang saya terima, dikabarkan oleh pihak universitas bahwa asuransinya free. Maka, saya cobalah menjelajahi link yang diberikan oleh pihak kampus tersebut di sini dan mempelajari maksud asuransi tersebut dan akhirnya memutuskan untuk mengisi formnya. Akhirnya setelah mengisi form tersebut pihak kampus memberitahukan bahwa perjalanan saya sudah dicover oleh asuransi dan link bisa di dapatkan di sini.

Tentu, sebagai musyafir tak ada yang patut dilantunkan kecuali memanjatkan doa safar jika sedang berjalan. Semoga sampai tujuan dan perjalan saling tukar ilmu ini nantinya memberikan manfaat.

Jika ada sahabat yang mengikuti konferensi yang sama silahkan kontak saya ya J

Saat Anda Mulai Mempertanyakan keputusan Melakukan Studi PhD?

Saat ini saya menjalani akhir tahun ke-3 studi PhD saya. Ada ada saja yang saya perhatikan di sekeliling saya terutama perhatian saya tertuju ke mahasiswa PhD baru. Konon ada untungnya bagi mahasiswa yang berasal dari S1 lalu lanjut ke PhD semisalnya: otak mereka masih segar, namun melanjutkan PhD setelah melaksanakan studi master degree atau setelah bekerja menimba pengalaman beberapa tahun juga membawa keuntungan yaitu terbiasa menjadi lebih mandiri, sebuah syarat yang sangat dituntut untuk seorang mahasiswa PhD bukan?. Bagi yang berasal dari S1 lalu menuju ke PhD mereka masih merasa bahwa supervisor adalah orang yang siap membantu mereka seperti saat mereka S1 dahulu, sehingga ketergantungan ke supervisor akan menjadi lebih tinggi lagi. Anda masih harus bersyukur jika supervisornya bersedia memperlakukan anda seperti anda S1 dahulu yaitu disuapkan, jika tidak maka anda akan bermasalah dengan kemandirian, karena mahasiswa PhD ya memang harus mandiri.

Dari sekian tantangan yang saya rasakan menjalani awal awal masa PhD dan terkadang sekarang juga masih terasa adalah bahwa saat apa yang kita teliti tak kunjung membuahkan hasil maka kita kembali bertanya, betulkah saya ingin melakukan ini? Meninggalkan pekerjaan yang dulu, meninggalkan keluarga besar dan meninggalkan tanah air demi pendidikan? Maka saat itu anda akan merasakan bahwa keputusan melanjutkan ke PhD adalah keputusan yang salah dan melihat orang lain membangun karirnya di dunia pekerjaan di industri anda akan merasa bagaimana gitu?.

Sebelum berangkat S3 dulu, seorang kawan bertanya ke saya, apakah saya tidak takut jika suatu saat tidak berhasil menyelesaikan studi S3 saya. Saya tidak langsung menjawab pertanyaan itu, konon ini juga metode Akbar Tanjung jika ada orang yang bertanya kepadanya-beliau tidak langsung menjawab dengan tergesa gesa. Lalu, saya katakan kepada kawan tersebut bahwa saya harus bisa menyelesaikan studi saya tersebut dan jikapun nanti takdir mengatakan lain maka setidaknya saya pernah mencobanya, itulah yang saya katakan ke rekan tersebut yang ia sambut dengan doanya agar saya lancar adanya. Sayapun menyahutnya dengan lafadz, aamiin.

Lalu, jika melihat rekan lain baik sesama riset kluster atau di bidang lain mulai membuahkan hasil dari penelitiannya berupa publikasi misalnya, maka anda akan merasa, ah saya sudah ketinggalan jauh dan merasa bahwa bidang anda adalah bukan bidang yang layak untuk diteliti karena tidak ada jurnal/berkala yang memilihnya sebagai call for article.

Jika itu yang terjadi, jangan khawatir. Memang seperti itulah riset, terkadang memberikan hasil cepat namun ada juga yang membutuhkan waktu yang lama. Saya ketemu dengan seorang alumni riset kluster saya yang menjadi asisten professor di abu dabi saat konferensi di Dublin 2 tahun lalu. Saat PhD beliau menghasilkan 6 konferen paper dari apa yang ia kerjakan. Empat di antaranya ia tulis sebagai penulis 1 sedangkan dua paper sisanya, ia adalah sebagai penulis pendamping. Baru 4 tahun kemudian di tahun 2015 ia mempublikasikan risetnya di jurnal setelah ia lulus di tahun 2011.

Pembimbing saya lebih muda usianya dari saya. Saat ia melakukan studi PhDnya ia anak muda 20 tahunan sedangkan saya adalah seorang ayah 30 tahunan. Ia adalah tipikal orang yang sedikit melakukan konferensi namun berusaha focus di jurnal artikel yang akhirnya bisa ia publikasikan. Namun tahukah anda bahwa 3 jurnal artikelnya yang lain baru ia publikasikan setelah ia memiliki waktu senggang, yaitu saat ia telah lulus PhD.

Konferensi paper di bidang elektro terutama yang disponsori oleh IEEE, semisal PES GM ataupun PowerTech bukan konferensi main main. Mereka harus melewati meja reviewer. Jika saya reratakan maka jarak diantara memasukan abstrak, memasukan full paper dan lalu melakukan presentasi di depan orang hebat lainya sampai terindek oleh ieeexplore setidaknya membutuhkan waktu selama 6 bulan. Jadi, jika anda lancar lancar saja maka selama 3 tahun mungkin bisa membawakan 6 konferensi paper jika menggunakan perhitungan saya dan itu tentunya saat di tahun pertama anda sudah membuahkan hasil dan sudah kerasan untuk menyandang status mahasiswa PhD.

Agaknya kuliah PhD adalah perjalanan yang panjang namun ia haruslah dinikmati agar tidak menyebabkan hal lain terabaikan. Jika anda bukan tipikal orang yang biasa bekerja belasan jam sehari, maka jika itu sudah waktunya pulang maka pulanglah segera, temui keluarga bagi yang sudah berkeluarga, masak makanan kesukaan bersama istri atau suami anda, hadiri kajian islam di setiap kesempatan yang ada di sela kesibukan PhD anda, dsb. Sampai saat ini saya masih menyempatkan mengajar anak anak untuk mengaji di rumah, masih bermain futsal kesukaan saya tiap pekannya, masih membuat majlis taklim di Belfast dan yang jelas masih membantu istri untuk membereskan pekerjaan rumah tangga yang tak kunjung beres dan membesarkan anak anak kami dengan kasih sayang yang tulus, insyaallah.

 

Manfaat Menghadiri Konferensi?

  1. Menemukan dan menentukan area ketertarikan riset

    Biasanya seseorang datang ke konferensi sudah punya topic umum tentang risetnya. Namun terkadang ia tidak yakin apakah topic yang sedang ia kerjakan betul betul adalah minat utamanya. Dengan menghadiri konferensi dan mendengarkan orang lain memberikan presentasi terkait topic yang berbeda maka mungkin dari situ terbuka untuk mendapatkan topic baru. Jika kita suka dengan presentasi orang lain tersebut, maka berbahagialah dan jika tidak tertarik juga tidak mengapa bukan.

  2. Mendapatkan umpan balik dari riset yang telah dikerjakan

    Saya sudah memasukan empat paper di konferensi internasional, semua paper saya mendapatkan umpan balik dari para reviewernya. Sebagian umpan balik ada yang membuat senang ada juga cukup keras. Tidak mengapa keras, karena dengan begitu kita akan bisa memperbaiki riset kita yang masih perlu ditambal tersebut. Syukur jika sudah diperbaiki dan dibuat lebih paripurna maka lebih layak untuk dimasukan ke dalam jurnal paper.

  3. Mengukur diri dengan reviewer

    Untuk beberapa konferensi, maka tak jarang akan anda temukan bahwa ada pemakalah lain bahkan professor terkenal memberikan presentasinya. Dari presentasi yang mereka berikan itu kita bisa mengukur di mana posisi kita dibanding dengan professor yang terkenal itu misalkannya. Anda akan merasa sangat sangat bahagia jika mendapati bahwa apa yang disampaikan oleh professor yang terkenal misalnya tidak jauh jauh amat dari apa yang anda sampaikan. Terkadang para professor ini juga mendapatkan pertanyaan pertanyaan dari audiens yang tentunya cara ia menjawab pertanyaan itu akan berguna bagi kita jika ditanya hal yang senada.

  4. Waktu untuk mengembangkan jaringan

    Ini sangat penting bagi orang teknik yang katanya tidak terlalu bagus untuk skill berkomunikasi atau mengembangkan jaringan. Orang teknik cenderung bekerja dari pada berinteraksi social? Entahlah, namun saya merasakan terkadang kendala bahasa membuat bualan saya merasa belum diterima jika bersenda gurau dengan orang lain menggunakan bahasa asing. Jika pun lawan bicara memberikan mimik yang bersahabat namun terlihat agak terlambat. Mungkin karena merasa tidak enakan maka lawan berbicara akan mengangguk angguk atas apa yang saya bualkan untuk menghormati saya. Atau apa dikarenakan kami sama sama tidak bisa berkomunikasi? Jadi, ini adalah masa yang tepat untuk mengasah kemampuan komunikasi dan membangun jaringan anda. Di sini akan anda temukan berbagai ragam orang. Saya senang melihat orang spanyol, Italia dan beberapa negara Eropa Timur yang berbahasa inggris dengan suara nyaring. Melihat orang India, Jepang dan China dengan logat inggrisnya yang terkadang saya kesulitan untuk mengerti. Di sinilah saya melihat para pelajar Jepang berpose ala filem kartun yang mereka gandrungi namun saat sang sempai melewati, mereka akan berubah pose sesopan mungkin. Di sinilah tempatmu untuk menemukan orang, bahwa ternyata bukan kamu saja yang kesulitan untuk mencari makan halal karena ada orang lain yang sudah memberitahukan kalau ia vegetarian namun sang panitia lupa menyiapkan makanan mereka. Akan ada saja orang yang ingin berfoto dengan kamu, mungkin karena postur dan roman mu yang berbeda dari mereka? Dan akan ada saja pelajar dari perguruan tinggi yang sangat terkenal bakal mengemail kamu untuk mengatakan bahwa ia pernah bersama denganmu saat konferensi lalu ia minta luang waktu diskusi via email terkait risetnya dikarenakan kamu menggunakan metoda, alat dan bahan yang sama. Di saat itu terjadi, anda akan merasa: saya tidak salah sekolah di kampus ini dan itu dan menggunakan alat ini dan itu dan menekuni bidang ini dan itu.

  5. Menimbulkan inspirasi

    Betul, inilah tempat untuk kembali menimbulkan inspirasi karena di sinilah sebagian kecil pengetahuan dibagi secara gratis serta pengalaman dan interaksi social saling dipertukarkan. Belajar dari pengalam dan pengetahuan serta pengalaman social selalu dapat menimbulkan inspirasi bukan.

     

    Sumber: IEEE Potensials Magazine May 2015

LAMA STUDI/PENELITIAN DAN GUNA PUBLIKASI

Sebenarnya penelitian, berdasarkan waktunya bisa dikategorikan menjadi pendek dan panjang. Yang pendek biasanya 5 tahun sedangkan yang panjang minimal 10 tahun. Publikasi sangat penting dikarena terkadang dari publikasi yang mengendap dan kadang kadang tidak dibaca lagi inilah sebuah produk dihasilkan. Tentunya ketika Joseph Fourier menulis transformasi Fourier-nya berkemungkinan besar ia tidak membayangkan ternyata suatu hari/di saat ini apa yang ia tulis tersebut sekarang digunakan di berbagai bidang: pengolah sinyal, sistem tenaga listrik dan lain sebagainya. Jadi tidak masalah jika studi lama dan hasil penelitian mengendap menjadi publikasi bisa saja suatu saat orang lain memanfaatkannya, Dia yang Maha Tahu bukan? dan bukan dia bukan?

Berikut saya berikan link berita yang terkait publikasi ini:

http://news.detik.com/read/2015/03/24/190507/2868556/10/

Mendapatkan Grant dari Queen’s University Travel Scholarship

Supervisors sudah tahu sejak awal bahwa saya tidak dibekali dengan biaya publikasi oleh sponsor baik publikasi di konferensi maupun di jurnal. Sampai saat ini saya sudah didanai penuh sebanyak 3 perjalan ke luar UK, yaitu ke Jerman, Republik Irlandia dan ke Rumania. Dana dana itu, beliau dapatkan dari riset kluster dan saya cukup beruntung ternyata riset kluster masih sanggup untuk mendanai PhD student untuk berangkat ke konferensi di luar UK.

Menghadiri konferensi menurut saya membutuhkan biaya tidak sedikit. Selain biaya pendaftaran dibutuhkan biaya tiket dan penginapan tentunya. Saat mengunjungi Jerman dan Rumania bahkan saya harus terbang dulu beberapa bulan sebelum waktu keberangkatan untuk mengurus visa. Lagi lagi, saya masih beruntung karena segala biaya untuk pengurusan visa ke London sanapun tetap ditanggung oleh pembimbing dan riset kluster.

Untuk konferensi kali ini saya mencoba meringankan pekerjaan/pembiayaan dari pembimbing dengan memasukan paper ke konferensi di Belanda. Alhamdulillah dua paper saya diterima untuk oral presentasi pada tanggal 29 June-2Juli 2015 nanti, insyaallah jika umur saya panjang. Dipilihnya Belanda bukan tanpa alasan. Alasan utamanya adalah konferensi ini termasuk konferensi dua tahunan yang terbesar. silahkan lihat linknya di sini. Sedangkan alasan lainnya adalah saya tidak membutuhkan visa untuk ke Belanda. Sehingga tidak perlu pengeluaran biaya untuk pengurusan visa. Alasan lainya adalah ingin menengok seperti apa asal usul orang orang yang pernah menapakkan kakinya di bumi pertiwi ratusan tahun lalu.

Lagi lagi, menimbang bahwa supervisor telah membantu banyak, akhirnya sayapun mencoba memasukan aplikasi university travel scholarship. Linknya bisa di lihat di sini. Aplikasi saya masukan akhir Januari 2015 lalu. Alhamdulillah nama saya dinyatakan lulus sebagai penerimanya untuk pembiayaan tiket penuh dan uang makan sebesar £ 20 per harinya. Lumayan dan bersyukur.

Sedangkan untuk pembiayaan lain seperti hotel dan biaya pendaftaran, saya sudah mendapat kabar dari sekretaris riset bahwa ia telah mendaftarkan nama saya. Dan sayapun sudah mendapatkan konfirmasi dari panitia bahwa proses registrasi saya sukses. Next, mempersiapkan diri untuk presentasi dan melanjutkan riset dan menulis riset dalam bentuk yang layak disebut laporan tesis PhD. Untuk urusan yang terakhir ini, saya sudah mengansurnya dan sudah mendapatkan umpan balik atas tulisan saya untuk bab 3 dan bab 4. Mendapatkan umpan balik berarti, kerjaan bertambaha lagi bukan? Tak lain yang layak dilakukan selain berusaha terus dengan segala batasan yang ada dan diiringi dengan doa.