Setiap pagi saya mengantar Azkiya ke sekolah. Tidak jauh dari rumah. Hanya 5-10 menit berjalan kaki. Kami berdua berjalan kaki karena sepeda saya tidak dilengkapi kid rear seat. Sepeda saya tuntun sampai ke sekolah.
Tungangan ke Kampus
Sedangkan ibunya bertugas untuk menjemput Azkiya pada sore harinya (jam 2.45 pm). Perjalan dari rumah ini selalu melewati sebuah jembatan yang di bawanya ada rel kereta api. Ibu Azkiya mengajak serta Syafiq dan Alifah dan setiap hari mereka selalu menyaksikan kereta api yang cantik itu berlalu di rel di bawa jembatan itu.
Syafiq dalam Kereta Api
Alifah dalam kereta api tertidur di stroller
Pemandangan inilah yang membuat Syafiq merengek agar diajak untuk naik kereta api. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Ada undangan pertemuan dengan Masyarakat Indonesia Northern Ireland di kota Bangor. Kota ini hanya 30 menit perjalanan kereta api. Maka kami sekeluarga menghadiri undangan tersebut dan berangkat menggunakan kereta api yang sangat bagus menurut saya. Lebih bagus dari kereta api dari London Gatwick ke London Bridge di England sana.
Azkiya di dalam kereta api.
senangnya ya.. jalan2 sama keluarga. Salam buat Syafiq, Azkiya, dan Alifah dan bundanya ya pak ! hehehe semoga sehat selalu.. Selamat Idul Adha. *ngiri.com*
Salam balik Cak. Selamat idul adha. Jika ingin pula mencoba masakan khas Kampar, singgah la ke rumah kami di Béal Feirste 🙂 . Insyaallah beberapa pelajar dan warga Indonesia di Norn Iron bakalan kumpul kumpul di rumah. Salam juga buat keluarganya dan pangerin kecilnya.